Penjelasan Ciri Cumi-Cumi
Cumi-cumi memiliki nama latin Mastigoteuthis flammea, masuk dalam famili Cephalopoda. Ciri khas anggota famil cephalopoda adalah memiliki tentakel atau kaki-kaki yang menyerupai belalai. Cumi-cumi tak memiliki tulang belakang dan dikategorikan menjadi hewan moluska seperti siput, ubur dan lain sebagainya.
Cumi-cumi berenang dengan cara menggerakan tentakelnya dan bergerak mundur. Jika cumi-cumi merasa terancam atau terdesak dia akan mengeluarkan senjata andalan yakni tinta. Tinta ini disemprotkan ke arah musuhnya agar pandangannya terganggu karena warna hitam dari tinta begitu pekat.
Setelah tinta disemprotkan si cumi-cumi ini seketika melesat melarikan diri menghindar jauh dari musuhnya. Musuh cumi-cumi adalah predator laut seperti ikan marlin, barracuda dan hiu. Badan cumi-cumi berwarna putih terang, kalau dipegang tekstur badannya licin menyerupai jelly.
Fisik cumi-cumi berbentuk tabung memanjang. Sistem pernapasannya menggunakan insang, dia memompa air dengan kuat kemudian dimasukan ke insang untuk di saring okesigennya.
Alat memompa menyerupai cerobong yang berbentuk bulat, cerobong ini berada di bagian tengah. Sedangkan mata cumi-cumi berada di atas tentakel, berbentuk bulat di tengahnya terdapat pupil yang berwarna hitam keabu-abuan. Organ yang ada di badan cumi-cumi antara lain, jantung, ingsang, ginjal, lambung, ovarium, kantung tinta, esophagus dan rektrum.
Di habitatnya jika cumi-cumi terancam, hewan ini akan berubah menjadi hitam, fungsinya sebagai kamuflase agar tak terlihat oleh musuhnya.
Habitat Cumi-Cumi
Hampir seluruh laut di bumi ini terdapat aneka spesies cumi-cumi, hewan tentacle ini memiliki sifat yang mudah beradaptasi dengan berbagai jenis perairan laut. Cumi-cumi lebih senang berenang di permukaan laut.
Cumi-cumi merupakan hewan nocturnal, dia beraktivitas di malam hari, seperti mencari makan, kawin dan bereproduksi. Radius pergerakan cumi-cumi mencapai 5 kilometer dari habitat asalnya. Mobilitas yang cukup jauh bagi hewan sekecil hewan moluska.
Cumi-cumi yang menyukai berenang di permukaan air laut yang tenang, mudah di lihat dari atas perahu. Oleh karena itu, cumi-cumi mudah sekali ditangkap oleh nelayan, tanpa susah payah menebar jaring. Cukup dengan memancing, sudah dapat banyak, apalagi cumi-cumi menyenangi sinar.
Nelayan penangkap cumi-cumi, menggunakan petromak atau sinar lampu yang dipasang di ujung perahu, gunanya agar cumi-cumi mendekat di kapal kemudian dipancing menggunakan umpan buatan. Cumi-cumi merupakan komoditas laut yang tak mengenal musim tangkapan. Kapan saja cumi-cumi bisa ditangkap pada malam hari. Sehingga cumi-cumi menjadi komoditas laut yang memiliki nilai jual stabil.
Reproduksi Cumi-Cumi
Pembiakan cumi-cumi melalui telur. Musim kawin cumi-cumi antara bulan April sampai Juli, ketika mendekati musim kemarau, saat air laut menjadi hangat. Biasanya bulan purnama merupakan masa cumi-cumi jantan mencari betina untuk kawin. Usia matang untuk kawin berumur 8 bulan.
Setelah kawin, cumi-cumi betina menaruh telurnya di karang-karang yang merupakan sarangnya. Cumi-cumi betina menunggui telur-telurnya dari gangguan hewan predator. Telur cumi-cumi akan menetas setelah 20 hari. Selepas itu anak cumi-cumi bergerak sendiri mencari makan.
Makanan Cumi-Cumi
Cumi-cumi mencari makan di malam hari karena cumi-cumi ini termasuk hewan nocturnal yang beraktivitas di malam hari. Mereka keluar dari sarang untuk mencari makan di permukaan air laut. Makanan cumi-cumi berupa organisme laut kecil, seperti udang, anak ikan dan hewan kecil lainnya.
Hewan kecil seperti udang ditangkap dengan tentakelnya dengan cara dibelit agar tak lepas, kemudian buruannya dimasukan ke mulut cumi-cumi yang ada di tengah tentakelnya. Cumi-cumi merupakan hewan soliter yang lebih senang bergerak sendiri dalam mencari makan.
Kerabat Cumi-Cumi
Indonesia yang negara maritim memiliki laut terluas di muka bumi ini, dan di dalamnya terkandung banyak biota laut termasuk cumi-cumi. Jenis cumi-cumi di Indonesia banyak sekali ragamnya, termasuk sotong dan gurita yang masih kerabat dari cumi-cumi. Berikut ini penjelasan tentang kerabat cumi-cumi yang masih tergolong famil Cephalopoda.
1. Kerabat Cumi-Cumi - Sotong
Sotong merupakan salah satu family terdekat cumi-cumi. Sotong memiliki nama latinnya Belosaepiidae. Populasi sotong sangat merata di laut di mana saja, ada spesies sotong yang habitatnya di muara dan sungai-sungai. Sotong sering kali di samakan dengan cumi-cumi, padahal secara fisik tubuhnya berbeda dengan cumi-cumi.
Sotong memiliki tubuh yang pipih dan pada kedua tepi tubuhnya terdapat sirip yang berfungsi sebagai alat berenang. Ukuran tentakel sotong lebih pendek daripada cumi-cumi. Sotong menyukai laut dalam sebagai tempat habitatnya. Sama seperti cumi-cumi, sotong bisa dimakan dan mengandung protein tinggi.
Salah satu pembedaan yang jelas adalah sotong memiliki cangkang yang ada di punggungnya. Cangkang berbentuk pipih, cangkang sotong mengandung mineral tinggi, sehingga banyak dicari oleh penggemar burung untuk memacu pertumbuhan bulu burung.
2. Kerabat Cumi-Cumi - Gurita
Gurita merupakan kerabat jauh, cumi-cumi. Dalam bahasa Inggris dinamai octopus. Gurita memiliki delapan tentakel yang ukurannya panjang. Pada tentacle terdapat deretan alat penghisap yang berbentuk bulat-bulat. Secara fisik gurita lebih besar ketimbang cumi-cumi. Tentakel gurita lebih kuat, mampu mencengkram mangsanya yang berukuran besar.
Cengkramannya bisa membelit ikan sehingga tak bisa bernafas dan mati lemas. Ukuran gurita lebih besar dari pada cumi-cumi, bobot gurita dewasa mencapai 5 kg dengan panjang badan dan tentakel mencapai 3 meter. Seperti cumi-cumi, gurita tak memiliki tulang belakang, sehingga tubuhnya sangat lentur dan bisa menyelinap di antara rongga-rongga kerang untuk bersembunyi.
Sama seperti cumi-cumi, gurita merupakan hewan soliter yang habitatnya di karang-karang laut, dia lebih suka menyendiri, gurita merupakan hewan pemalu, dia mengindar manusia ketika didekati. Namun ketika gurita merasa terancam, dia akan menyerang dengan menyemprotkan tinta hitamnya dan membelit kuat-kuat musuhnya dengan tentacle.
Gurita jug memiliki nilai komersial bagi nelayan sama seperti cumi-cumi, hampir semua jenis gurita, bisa dikonsumsi oleh manusia. Daging gurita mengandung protein dan kalsium tinggi. Bahkan di Jepang, masyarakatnya menyukai gurita karena dagingnya enak, bisa dimakan mentah mau pun dimasak. Sedangkan di Indonesia gurita ditangkap untuk diasinkan agar awet.
Demikianlah seklumit dunia cumi-cumi yang memiliki nilai komersial tinggi, sehingga menjadi objek tangkapan nelayan. Walaupun Indonesia memiliki kekayaan laut dan ikannya yang beragam, sayangnya tingkat konsumsi ikan di kalangan masyarakat sangat rendah, padahal ikan memilik nutrisi yang baik untuk perkembangan otak, agar lebih cerdas. Oleh karena itu mari kita tingkatkan konsumsi ikan termasuk cumi-cumi.
Cumi-cumi memiliki nama latin Mastigoteuthis flammea, masuk dalam famili Cephalopoda. Ciri khas anggota famil cephalopoda adalah memiliki tentakel atau kaki-kaki yang menyerupai belalai. Cumi-cumi tak memiliki tulang belakang dan dikategorikan menjadi hewan moluska seperti siput, ubur dan lain sebagainya.
Cumi-cumi berenang dengan cara menggerakan tentakelnya dan bergerak mundur. Jika cumi-cumi merasa terancam atau terdesak dia akan mengeluarkan senjata andalan yakni tinta. Tinta ini disemprotkan ke arah musuhnya agar pandangannya terganggu karena warna hitam dari tinta begitu pekat.
Setelah tinta disemprotkan si cumi-cumi ini seketika melesat melarikan diri menghindar jauh dari musuhnya. Musuh cumi-cumi adalah predator laut seperti ikan marlin, barracuda dan hiu. Badan cumi-cumi berwarna putih terang, kalau dipegang tekstur badannya licin menyerupai jelly.
Fisik cumi-cumi berbentuk tabung memanjang. Sistem pernapasannya menggunakan insang, dia memompa air dengan kuat kemudian dimasukan ke insang untuk di saring okesigennya.
Alat memompa menyerupai cerobong yang berbentuk bulat, cerobong ini berada di bagian tengah. Sedangkan mata cumi-cumi berada di atas tentakel, berbentuk bulat di tengahnya terdapat pupil yang berwarna hitam keabu-abuan. Organ yang ada di badan cumi-cumi antara lain, jantung, ingsang, ginjal, lambung, ovarium, kantung tinta, esophagus dan rektrum.
Di habitatnya jika cumi-cumi terancam, hewan ini akan berubah menjadi hitam, fungsinya sebagai kamuflase agar tak terlihat oleh musuhnya.
Habitat Cumi-Cumi
Hampir seluruh laut di bumi ini terdapat aneka spesies cumi-cumi, hewan tentacle ini memiliki sifat yang mudah beradaptasi dengan berbagai jenis perairan laut. Cumi-cumi lebih senang berenang di permukaan laut.
Cumi-cumi merupakan hewan nocturnal, dia beraktivitas di malam hari, seperti mencari makan, kawin dan bereproduksi. Radius pergerakan cumi-cumi mencapai 5 kilometer dari habitat asalnya. Mobilitas yang cukup jauh bagi hewan sekecil hewan moluska.
Cumi-cumi yang menyukai berenang di permukaan air laut yang tenang, mudah di lihat dari atas perahu. Oleh karena itu, cumi-cumi mudah sekali ditangkap oleh nelayan, tanpa susah payah menebar jaring. Cukup dengan memancing, sudah dapat banyak, apalagi cumi-cumi menyenangi sinar.
Nelayan penangkap cumi-cumi, menggunakan petromak atau sinar lampu yang dipasang di ujung perahu, gunanya agar cumi-cumi mendekat di kapal kemudian dipancing menggunakan umpan buatan. Cumi-cumi merupakan komoditas laut yang tak mengenal musim tangkapan. Kapan saja cumi-cumi bisa ditangkap pada malam hari. Sehingga cumi-cumi menjadi komoditas laut yang memiliki nilai jual stabil.
Reproduksi Cumi-Cumi
Pembiakan cumi-cumi melalui telur. Musim kawin cumi-cumi antara bulan April sampai Juli, ketika mendekati musim kemarau, saat air laut menjadi hangat. Biasanya bulan purnama merupakan masa cumi-cumi jantan mencari betina untuk kawin. Usia matang untuk kawin berumur 8 bulan.
Setelah kawin, cumi-cumi betina menaruh telurnya di karang-karang yang merupakan sarangnya. Cumi-cumi betina menunggui telur-telurnya dari gangguan hewan predator. Telur cumi-cumi akan menetas setelah 20 hari. Selepas itu anak cumi-cumi bergerak sendiri mencari makan.
Makanan Cumi-Cumi
Cumi-cumi mencari makan di malam hari karena cumi-cumi ini termasuk hewan nocturnal yang beraktivitas di malam hari. Mereka keluar dari sarang untuk mencari makan di permukaan air laut. Makanan cumi-cumi berupa organisme laut kecil, seperti udang, anak ikan dan hewan kecil lainnya.
Hewan kecil seperti udang ditangkap dengan tentakelnya dengan cara dibelit agar tak lepas, kemudian buruannya dimasukan ke mulut cumi-cumi yang ada di tengah tentakelnya. Cumi-cumi merupakan hewan soliter yang lebih senang bergerak sendiri dalam mencari makan.
Kerabat Cumi-Cumi
Indonesia yang negara maritim memiliki laut terluas di muka bumi ini, dan di dalamnya terkandung banyak biota laut termasuk cumi-cumi. Jenis cumi-cumi di Indonesia banyak sekali ragamnya, termasuk sotong dan gurita yang masih kerabat dari cumi-cumi. Berikut ini penjelasan tentang kerabat cumi-cumi yang masih tergolong famil Cephalopoda.
1. Kerabat Cumi-Cumi - Sotong
Sotong merupakan salah satu family terdekat cumi-cumi. Sotong memiliki nama latinnya Belosaepiidae. Populasi sotong sangat merata di laut di mana saja, ada spesies sotong yang habitatnya di muara dan sungai-sungai. Sotong sering kali di samakan dengan cumi-cumi, padahal secara fisik tubuhnya berbeda dengan cumi-cumi.
Sotong memiliki tubuh yang pipih dan pada kedua tepi tubuhnya terdapat sirip yang berfungsi sebagai alat berenang. Ukuran tentakel sotong lebih pendek daripada cumi-cumi. Sotong menyukai laut dalam sebagai tempat habitatnya. Sama seperti cumi-cumi, sotong bisa dimakan dan mengandung protein tinggi.
Salah satu pembedaan yang jelas adalah sotong memiliki cangkang yang ada di punggungnya. Cangkang berbentuk pipih, cangkang sotong mengandung mineral tinggi, sehingga banyak dicari oleh penggemar burung untuk memacu pertumbuhan bulu burung.
2. Kerabat Cumi-Cumi - Gurita
Gurita merupakan kerabat jauh, cumi-cumi. Dalam bahasa Inggris dinamai octopus. Gurita memiliki delapan tentakel yang ukurannya panjang. Pada tentacle terdapat deretan alat penghisap yang berbentuk bulat-bulat. Secara fisik gurita lebih besar ketimbang cumi-cumi. Tentakel gurita lebih kuat, mampu mencengkram mangsanya yang berukuran besar.
Cengkramannya bisa membelit ikan sehingga tak bisa bernafas dan mati lemas. Ukuran gurita lebih besar dari pada cumi-cumi, bobot gurita dewasa mencapai 5 kg dengan panjang badan dan tentakel mencapai 3 meter. Seperti cumi-cumi, gurita tak memiliki tulang belakang, sehingga tubuhnya sangat lentur dan bisa menyelinap di antara rongga-rongga kerang untuk bersembunyi.
Sama seperti cumi-cumi, gurita merupakan hewan soliter yang habitatnya di karang-karang laut, dia lebih suka menyendiri, gurita merupakan hewan pemalu, dia mengindar manusia ketika didekati. Namun ketika gurita merasa terancam, dia akan menyerang dengan menyemprotkan tinta hitamnya dan membelit kuat-kuat musuhnya dengan tentacle.
Gurita jug memiliki nilai komersial bagi nelayan sama seperti cumi-cumi, hampir semua jenis gurita, bisa dikonsumsi oleh manusia. Daging gurita mengandung protein dan kalsium tinggi. Bahkan di Jepang, masyarakatnya menyukai gurita karena dagingnya enak, bisa dimakan mentah mau pun dimasak. Sedangkan di Indonesia gurita ditangkap untuk diasinkan agar awet.
Demikianlah seklumit dunia cumi-cumi yang memiliki nilai komersial tinggi, sehingga menjadi objek tangkapan nelayan. Walaupun Indonesia memiliki kekayaan laut dan ikannya yang beragam, sayangnya tingkat konsumsi ikan di kalangan masyarakat sangat rendah, padahal ikan memilik nutrisi yang baik untuk perkembangan otak, agar lebih cerdas. Oleh karena itu mari kita tingkatkan konsumsi ikan termasuk cumi-cumi.